cari

Rabu, 01 Maret 2017

Pengaruh Potensi Diri Terhadap Kesuksesan Manusia



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa sub judul yang terdiri atas (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Berikut penjelasan dari masing-masing sub judul tersebut.
1.1              Latar Belakang
Setiap individu memiliki potensi sendiri-sendiri yang antara satu dengan yang lainnya berebeda-beda. Potensi-potensi tersebut bila berkembang secara optimal, kelak bisa menjadikan energi produktif  bagi sumber daya manusia untuk bisa menjadi seseorang yang sukses. Tetapi jika potensi tersebut tidak dikembangkan justru akan menjadikan sebuah masalah tersendiri dalam menghadapi kehidupan (Sugiyarto, 2010:33).
Setiap individu lahir memiliki pembawaan sendiri-sendiri yang unik sebagai ciri khasnya. Ada individu yang memiliki pembawaan fisik yang atletis, gemuk, kurus, ramping dan lain sebagainya. Ada juga individu yang memiliki bakat dan minat tertentu misalnya cakap dalam ilmu-ilmu pengetahuan dan berorganisasi. Antara individu yang satu dengan yang lain memiliki berbagai pembawaan yang tidak sama.
Pembicaraan seputar potensi manusia, tidak dapat lepas dari masalah perbedaan pembawaan yang terdapat pada setiap manusia itu sendiri. Potensi dasar manusia berkaitan erat dengan pembawaan pada setiap manusia itu sendiri. Oleh karena itu, potensi diri individu sangat berkaitan erat dengan pembawaan fisik serta bakat dan minat yang dimiliki masing-masing individu tersebut.
Mengetahui potensi diri penting bagi kaum muda. Menurut Sugiyarto (2010:34) adanya kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya, memungkinkan seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. Mengetahui potensi diri juga memungkinkan seseorang dapat mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dan berbuat sesuatu sebagai jalan keluar dari segala sesuatu yang menjadi ancaman bagi dirinya. Individu yang normal biasanya punya kehendak untuk maju. Dengan potensi yang dimiliki itu  individu bisa menggapai apa yang menjadi kehendak dan impian-impianya selama ini.
Kadang individu tidak menyadari tentang berbagai hal yang menjadi potensi dirinya. Jangankan untuk menggapai apa yang menjadi keinginanya, mempertahankan diri dari berbagai tantangan hidup yang ada di sekelilingnya saja kadang menjadi sebuah kesulitan. Oleh karena itu, menyadari potensi diri, bagaimana mengenalinya, menyadari apa saja yang menjadi keterbatasan-keterbatasan kemampuanya menjadi sangat penting. Diharapkan dengan mengetahui potensi yang dimilikinya itu, kaum muda bisa menjalani hidup ini dengan lebih baik, serta berkembang menjadi sumber daya manusia yang produktif dan bisa mencapai kesuksesan hidup.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karya tulis ini disusun sebagai pedoman dalam pengembangan potensi diri khususnya bagi kaum muda untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Oleh karena itu kami melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Potensi Diri terhadap Kesuksesan Seseorang.
1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
(1)          Apakah yang dimaksud dengan potensi diri?
(2)          Apa sajakah macam-macam potensi diri?
(3)          Apa sajakah contoh potensi positif dan negatif?
(4)          Bagaimana kiat untuk memaksimalkan potensi diri?
(5)          Apakah pengaruh potensi diri terhadap kesuksesan seseorang?
1.3              Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan yang dicapai dalam penulisan sebagai berikut.
(1)          Mengetahui apa yang dimaksud dengan potensi diri.
(2)          Mengetahui macam-macam potensi diri.
(3)          Mengetahui contoh potensi positif dan negatif.
(4)          Mengetahui kiat untuk memaksimalkan potensi diri.
(5)          Mengetahui pengaruh potensi diri terhadap kesuksesan seseorang.
1.4              Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dicapai dalam penulisan sebagai berikut.
(1)          Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh potensi diri terhadap kesuksesan seseorang.
(2)          Bagi orang tua, karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mendidik dan mengembangkan potensi yang dimiliki anaknya.
(3)          Bagi guru, karya tulis ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam memberikan pengajaran kepada siswa tentang pentingnya pengembangan potensi diri untuk kesuksesan para siswa di masa depan.
(4)          Bagi pembaca secara umum, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang berbagai potensi diri pada manusia, mengetahui upaya-upaya untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan sekaligus memperkecil kekurangan-kekurangan yang dimiliki dan mengetahui kiat menjadi orang yang sukses melalui pengembangan potensi yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan (1) pengertian potensi diri, (2) macam-macam potensi diri (3) contoh potensi positif dan negatif (4) kiat untuk memaksimalkan potensi diri, dan (5) pengaruh potensi diri terhadap kesuksesan seseorang. Berikut penjelasan dari masing-masing rumusan masalah.
2.1  Pengertian Potensi Diri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi, kualitas dan kemampuan tersebut belum digunakan secara maksimal. Jika dirunut ke akar istilahnya, agaknya potensi berasal dari bahasa Inggris potency yang berarti kekuatan (power). Dengan demikian, potensi merupakan salah satu pembeda antara individu yang satu dengan individu yang lain (Sugiyarto, 2010:36).
Menurut Trisnayadi (2007:19) potensi merupakan modal dasar yang bisa dikembangkan untuk menjalani hidup, baik berupa fisik maupun non fisik. Sedangkan menurut Casson (1986:53) potensi adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Jadi, pengertian potensi secara umum adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh individu  baik secara fisik maupun non fisik yang apabila dikembangkan bisa menjadi sebuah sumber daya produktif.
2.2       Macam-Macam Potensi Diri
Menurut Sugiyarto (2010:36) secara umum potensi yang ada pada setiap diri manusia dapat dibedakan menjadi lima macam. Masing-masing dari lima macam potensi yang dimaksud yaitu (1) potensi fisik, (2) potensi mental intelektual, (3) potensi sosial emosional, (4) potensi metal spiritual, dan (5) potensi daya juang. Uraian tentang masing-masing potensi adalah sebagai berikut.
2.2.1        Potensi Fisik (Psychomotoric)
Manusia terlahir dengan pembawaan fisik yang berbeda-beda ada yang sempurna dan ada juga manusia yang lahir dengan pembawaan fisik yang tidak sempurna (cacat). Manusia yang memiliki bentuk tubuh yang atletis dan memiliki kecerdasan kinestetik yang tingi biasanya memiliki potensi di bidang olah raga (Sugiyarto, 2010:36). Tetapi bukan berarti orang yang cacat tidak memiliki potensi di bidang olah raga. Semua tergantung dari individu tersebut dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Secara umum potensi fisik pada individu dapat diberdayakan sesuai dengan fungsinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
2.2.2        Potensi Mental Intelektual (Intellectual Ouotient)
Intelektual merupakan modal yang dimiliki oleh individu yang berkaitan dengan pola pikir. Ada individu yang lahir dengan otak yang cerdas, pas-pasan atau bahkan idiot. Semakin baik pola pikir seseorang menunjukan bahwa seseorang tersebut memiliki potensi yang baik pula. Menurut Sugiyarto (2010:37) potensi akal serta mental pada dasarnya merupakan daya kecerdasan yang ada pada otak (terutama otak sebelah kiri). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis. Makin baik tingkat mental dan intelektual seseorang, makin baik pula tingkat produktivitas SDM-nya.
2.2.3        Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient)
Menurut Sugiyarto (2010:38) bahwa emosi merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak (terutama otak sebelah kanan). Fungsi dari potensi kecerdasan ini antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi dan kesadaran diri, dorongan ketekunan, keuletan, kesabaran dan lain sebagainya. Dengan kata lain potensi emosional berfungsi untuk mengelola kekayaan sosial. Jadi, potensi sosial emosional sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam mengendalikan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
2.2.4        Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak seseorang. Menurut Sugiyarto (2010:39) kecerdasan spiritual menunjukan kemampuan seseorang menyelaraskan hati dan akal, hingga dirinya menjadi seseorang yang berkarakter serta berwatak positif. Jadi, potensi mental spiritual sangat berkaitan erat dengan rohaniyah manusia. Potensi mental spiritual harus ditanamkan kepada individu sedini mungkin agar di dalam individu tersebut memiliki keyakinan dan pedoman dalam berperilaku serta dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk bagi dirinya.
2.2.5        Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)
Daya juang merupakan potensi manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguahan dan semangat kerja yang tinggi (Sugiyarto, 2010:40). Seseorang yang memiliki daya juang yang tinggi memiliki sikap pantang menyerah dalam melakukan segala hal. Melalui potensi ini seseorang akan selalu memiliki semangat dalam menghadapi suatu kesulitan atau tantangan hidup.
2.3       Contoh  Potensi Positif dan Negatif
Potensi diri manusia secara mendasar ada dua macam yaitu (1) potensi positif dan (2) potensi negatif. Kecenderungan positif dan negatif dalam potensi diri ini barangkali berkaitan dengan sifat manusia yang tidak sempurna. Berikut ini merupakan beberapa contoh serta gambaran dari potensi-potensi positif dan negatif pada diri manusia.
2.3.1        Potensi Diri yang Positif
Di antara contoh potensi diri positif pada manusia menurut Sugiyarto (2010:42) adalah sebagai berikut. (1) memiliki idealisme, (2) dinamis dan kreatif, keberanian mengambil resiko, (4) optimisme dan kegairahan yang penuh semangat, dan (5) sikap kesatria.
2.3.1.1  Memiliki Idealisme
Idealisme berarti cita-cita hidup dengan patokan-patokan yang sempurna (Sugiyarto, 2010:42). Idealisme merupakan potensi diri yang positif karena seseorang yang memiliki idealisme yang jelas dalam hidupnya akan lebih cepat dalam mencapai tujuan hidup yang diinginkannya. Sehxingga seseorang tersebut akan berfokus pada hal yang ia cita-citakan dalam menjalani kehidupan.
2.3.1.2  Dinamis dan Kreatif
Dinamis berarti sikap yang selalu ingin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman (Sugiyarto, 2010:43). Sedangkan kreatif merupakan sikap untuk selalu berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik. Keduanya merupakan bagian dari potensi diri yang postif. Menurut Ghozali (2011:13) pemuda kreatif adalah sosok pemuda yang tidak menyukai sesuatu yang statis dan status quo. Sebagian besar orang yang sukses selalu memiliki sikap yang dinamis dan kreatif dalam kehidupannya.
2.3.1.3  Keberanian Mengambil Resiko
Setiap tindakan yang dilakukan biasanya selalu mengandung resiko yang harus diterima. Oleh sebab itu, sebelum melakukan suatu tindakan harus dipikirkan dahulu tentang resiko-resiko yang dihadapi. Keberanian mengambil resiko merupakan potensi diri yang positif. Hendaknya kaum muda menyadari bahwa keberaniannya menghadapi ketegangan dari keputusan yang ia pilih merupakan aktivitas positif (Sugiyarto, 2010:44). Orang yang senantiasa takut gagal akan cenderung susah untuk menjadi orang yang sukses. Sebaliknya, orang yang berani mengambil resiko walaupun gagal mereka akan cenderung belajar dari kegagalan yang mereka alami agar tidak terulang di kemudian hari. Fakta menunjukan bahwa hampir semua manusia yang berhasil, sebelumnya (malahan sampai bertahun-tahun) harus bergulat dengan segala kesukaran dan kegagalan (Casson, 1986:9)
2.3.1.4  Optimisme dan Kegairahan yang Penuh Semangat
Seseorang yang optimis akan selalu berfikir positif, penuh semangat dan pantang menyerah dalam menghadapi segala hal sehingga permasalahan dalam kehidupan akan mudah terselesaikan. Menurut Ghozali (2011:15) kedua kecakapan ini menggerakan orang untuk menangkap peluang dan membuat mereka menerima kegagalan dan rintangan sebagai awal keberhasilan. Sikap ini harus ditanamkan pada diri kaum muda yang masih memiliki kepribadian yang labil dan juga masih dalam proses mencari jati diri. Hal ini dimaksudkan agar kaum muda senantiasa semangat dan jauh dari sikap pesimis dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya dan bisa berhasil menjadi seseorang yang sukses.
2.3.1.5  Sikap Kesatria
Sikap kesatria menggambarkan sifat seseorang yang sportif (Sugiyarto, 2010:46). Sesorang yang memiliki sikap kesatria akan berani menerima kekalahan atau kegagalan yang dialaminya, mau mengakui kelebihan orang lain dan selalu instropeksi diri.
2.3.1.6  Potensi-Potensi Positif yang Lain
Masih banyak potensi diri positif yang ada pada manusia. Sebagai contoh memiliki daya intelektual yang tinggi, terampil dalam melakukan segala hal, mempunyai pendirian yang kuat dan masih banyak lagi.
2.3.2        Potensi Diri yang Negatif
Di antara beberapa contoh potensi diri negatif pada manusia menurut Sugiyarto (2010:48) adalah sebagai berikut. (1) emosional, (2) ceroboh, (3) vandalisme, (4) sadisme, dan (5) masokhisme.
2.3.2.1  Emosional
Menurut Sugiyarto (2010:48) emosional merupakan suatu kondisi kejiwaan yang sedang labil sehingga bisa mengganggu hubungan dengan orang lain. Emosional berhubungan dengan amarah seseorang, biasanya akan muncul ketika dalam kondisi yang tertekan atau merasa tidak puas terhadap sesuatu hal. Seseorang yang sangat emosional akan sulit untuk mengendalikan diri sehingga dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.

2.3.2.2  Ceroboh
Ceroboh merupakan bagian dari potensi diri yang negatif sikap ini muncul ketika dalam kondisi yang terburu-buru dan terdesak (Sugiyarto, 2010:48). Seseorang yang ceroboh selalu melakukan sesuatu hal dengan semaunya tanpa memperhatikan resiko yang akan ditimbulkan. Sikap ini muncul karena kurangnya sikap kehati-hatian dan ketelitian dalam diri seseorang.
2.3.2.3  Vandalisme
Menurut Sugiyarto (2010:49) vandalisme merupakan kecenderungan pada seseorang yang suka iseng dan biasanya merugikan kepentingan orang lain dan umum. Contoh dari vandalisme adalah suka mencorat-coret dan merusak fasilitas umum. Sikap vandalisme muncul karena kurangnya rasa tanggung jawab pada diri individu. Biasanya sikap vandalisme identik dengan kaum muda yang masih labil dan mudah terpengaruh dengan pergaulan yang bebas dan kurang bertanggung jawab.  
2.3.2.4  Sadisme
Sadisme berarti ganas, buas dan kejam. Menurut Sugiyarto (2010:49) dalam dunia psikoanalisis, sadisme merupakan bagian insting dasar manusia. Kesukaan melukai, menguasai ataupun mengeksploitasi orang lain merupakan ciri paling menonjol dari insting ini. Sadisme sangat berhubungan erat dengan kondisi kejiwaan. Sesorang yang memiliki gangguan kejiwaan akan sulit untuk mengontrol dirinya sehingga kecenderungan untuk melakukan sadisme sangat besar. Contoh dari sadisme adalah membunuh, menyiksa, memperbudak dan masih banyak lagi.
2.3.2.5  Masokhisme
Masokhisme merupakan kebalikan dari sadisme. Masokhisme berarti kesukaan untuk dilukai, dikuasai dan dieksploitasi oleh orang lain (Sugiyarto, 2010:50). Masokhisme timbul karena adanya gangguan jiwa pada diri seseorang sehingga kontrol terhadap dirinya sendiri menjadi hilang.
2.4              Kiat untuk Memaksimalkan Potensi Diri
Pada dasarnya setiap individu memiliki berbagai kekuatan dan potensi sendiri-sendiri. Akan tetapi banyak kaum muda seringkali belum banyak menyadari masing-masing kekuatan potensinya. Menurut Sugiyarto (2010:74) berikut beberapa kiat yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan potensi diri. (1) kenali diri sendiri, (2) tentukan tujuan hidup, (3) kenali motivasi hidup, dan (4) hilangkan pikiran jelek.
2.4.1        Kenali Diri Sendiri
Mengenali diri sangatlah penting dalam mencapai suatu kesuksesan terutama bagi kaum muda yang memiliki semangat besar untuk maju. Menurut Ghozali (2011:35) kecakapan mengenal diri atau kecakapan personal adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Mengenali diri dapat membantu mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan seseorang sehingga orang tersebut dapat memperbaiki dirinya untuk menjadi seseorang yang lebih baik serta dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal agar menjadi sumber daya manusia yang produktif.
2.4.2        Tentukan Tujuan Hidup
Menentukan tujuan hidup sangat penting untuk memaksimalkan potensi diri. Tujuan hidup merupakan suatu target yang harus kita capai dalam kehidupan, sehingga dengan adanya tujuan hidup yang jelas pada seseorang, orang tersebut akan terus termotivasi dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Penentuan tujuan hidup haruslah realistis, artinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar tidak menjadikan suatu beban dalam kehidupan (Sugiyarto, 2010:76). Selain itu tujuan hidup harus bersifat rasional artinya masuk akal dan bukan merupakan suatu khayalan atau angan-angan yang tidak akan mungkin tercapai.
2.4.3        Kenali Motivasi Hidup
Setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda-beda di dalam hidup. Menurut Trisnayadi (2007:34) motivasi adalah dorongan yang membuat kita melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka memperoleh apa-apa yang kita inginkan. Motivasi ini bisa timbul dari dalam diri (indogen) dan dari luar diri (exogen). Mengenali potensi sangat penting untuk mengetahui hal apa yang bisa melecut semangat kita sehingga kita bisa menghasilkan karya terbaik (Sugiyarto, 2010:76). Selain itu motivasi diri dapat memberikan dukungan moril dan kekuatan pada diri untuk melakukan yang terbaik bagi kehidupan kita dalam rangka mencapai kesuksesan hidup.
2.4.4        Hilangkan Pikiran Jelek
Orang yang memiliki semangat untuk maju selalu berfikir positif ke depan. Berfikir positif memberikan ketenangan bagi seseorang untuk menjalani hidup sehingga dapat berfokus pada hal yang dicita-citakan. Menurut Sugiyarto (2010:76) menghilangkan segala pikiran negatif perlu dilakukan agar tidak menghambat langkah dalam menggapai cita-cita. Oleh karena itu, jangan memandang suatu permasalahan sebagai hambatan tetapi pandanglah sebagai sesuatu hal yang menjadikan kita semakin berkembang dan menjadi lebih baik.
2.5              Pengaruh Potensi Diri terhadap Kesuksesan Seseorang
Pengaruh potensi diri terhadap kesuksesan seseorang sangatlah besar. Menurut Casson (1986:10) di dalam manusia tersembunyi kekuatan yang mulai mengembangkan dirinya, bila “ kekuatan” itu “disentuh” sesuatu. Artinya potensi diri harus bisa dikembangkan secara maksimal dan dengan cara-cara yang benar agar seseorang bisa memiliki kemampuan yang baik dalam menjalani kehidupan untuk bisa meraih kesuksesan hidup.
Dalam pengembangan potensi peran orang tua, guru dan orang-orang yang menjdi panutan individu tersebut sangatlah penting. Orang tua bisa mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki sehingga anak bisa berkembang dan memiliki keahlian. Guru dapat memberikan pengajaran kepada siswa tentang pentingnya pengembangan potensi diri untuk menjadi pribadi yang sukses.
Selain itu orang-orang yang menjadi panutan suatu individu juga sangat berpengaruh terhadap pola perilaku individu sehingga individu tersebut cenderung mempunyai keinginan untuk menjadi seperti tokoh yang ia sukai. Dorongan atau motivasi dari dalam diri seseorang untuk maju juga sangat mempengaruhi pengembangan potensi diri. Setiap orang memiliki keinginan untuk mencapai kesuksesan dan menjadi orang besar yang berpengaruh. Menurut Casson (1986:10) menjadi pemimpin adalah menjadi penggerak dan tenaga penggerak yang paling utama adalah kepribadiannya. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai kesuksesan dan menjadi orang besar harus dibarengi dengan kepribadian yang baik agar bisa menjadi pribadi yang dipantaskan oleh Tuhan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya, penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
(1)          Potensi diri merupakan kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh individu  baik secara fisik maupun non fisik yang apabila dikembangkan bisa menjadi sebuah sumber daya produktif.
(2)          Secara umum potensi manusia terdiri dari lima macam yaitu, potensi fisik, potensi mental intelektual, potensi sosial emosional, potensi mental spiritual dan potensi daya juang. Semuanya saling berhubungan dan perlu dikembangkan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
(3)          Potensi manusia secara mendasar terdiri dari dua macam yaitu, potensi positif dan potensi negatif. Keduanya saling berkaitan karena berhubungan dengan sifat manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol terhadap diri sendiri.
(4)           Mengenali potensi diri sangat penting khususnya bagi kaum muda yang memiliki semangat besar untuk maju. Potensi kaum muda harus dikembangkan secara maksimal untuk menciptakan generasi muda yang sukses.
(5)          Potensi diri harus dikembangkan secara maksimal dengan cara yang benar agar bisa menjadi energi produktif untuk mencapai sebuah kesuksesan hidup dan bisa bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
3.2       Saran
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.
(1)          Kepada penulis, bisa melakukan penelitian yang lebih baik di waktu yang akan datang.
(2)          Kepada orang tua, bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya sesuai dengan minat sang anak agar pengembangan potensi bisa berjalan secara maksimal.
(3)           Kepada guru, bisa memberikan pengajaran tentang pengembangan potensi pada siswa bukan hanya secara teori, tetapi juga dalam bentuk praktikum agar para siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar.
(4)          Kepada pembaca secara umum, lakukan segala kegiatan positif yang bisa membuat diri semakin bekembang dan tetap semangat serta pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Casson, Herbert N. 1986. Bagaimana Seharusnya Jadi Pemimpin. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Ghozali, Syukri. 2011. Yang Muda Yang Berperan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasonal.
Sugiyarto. 2010. Memberdayakan Potensi Kaum Muda. Klaten: Cempaka Putih.
Trisnayadi, Tuwuh. 2007. Menggapai Cita-Cita. Semarang: Pustaka Insan Madani.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar