BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa sub judul yang
terdiri atas (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian,
dan (4) manfaat penelitian. Berikut penjelasan dari masing-masing sub judul
tersebut.
1.1
Latar Belakang
Setiap
individu memiliki potensi sendiri-sendiri yang antara satu dengan yang lainnya
berebeda-beda. Potensi-potensi tersebut bila berkembang secara optimal, kelak
bisa menjadikan energi produktif bagi
sumber daya manusia untuk bisa menjadi seseorang yang sukses. Tetapi jika
potensi tersebut tidak dikembangkan justru akan menjadikan sebuah masalah
tersendiri dalam menghadapi kehidupan (Sugiyarto, 2010:33).
Setiap
individu lahir memiliki pembawaan sendiri-sendiri yang unik sebagai ciri
khasnya. Ada individu yang memiliki pembawaan fisik yang atletis, gemuk, kurus,
ramping dan lain sebagainya. Ada juga individu yang memiliki bakat dan minat
tertentu misalnya cakap dalam ilmu-ilmu pengetahuan dan berorganisasi. Antara
individu yang satu dengan yang lain memiliki berbagai pembawaan yang tidak
sama.
Pembicaraan
seputar potensi manusia, tidak dapat lepas dari masalah perbedaan pembawaan
yang terdapat pada setiap manusia itu sendiri. Potensi dasar manusia berkaitan
erat dengan pembawaan pada setiap manusia itu sendiri. Oleh karena itu, potensi
diri individu sangat berkaitan erat dengan pembawaan fisik serta bakat dan
minat yang dimiliki masing-masing individu tersebut.
Mengetahui
potensi diri penting bagi kaum muda. Menurut Sugiyarto (2010:34) adanya
kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya, memungkinkan seseorang dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. Mengetahui potensi diri juga
memungkinkan seseorang dapat mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dan berbuat
sesuatu sebagai jalan keluar dari segala sesuatu yang menjadi ancaman bagi
dirinya. Individu yang normal biasanya punya kehendak untuk maju. Dengan
potensi yang dimiliki itu individu bisa
menggapai apa yang menjadi kehendak dan impian-impianya selama ini.
Kadang
individu tidak menyadari tentang berbagai hal yang menjadi potensi dirinya.
Jangankan untuk menggapai apa yang menjadi keinginanya, mempertahankan diri
dari berbagai tantangan hidup yang ada di sekelilingnya saja kadang menjadi
sebuah kesulitan. Oleh karena itu, menyadari potensi diri, bagaimana
mengenalinya, menyadari apa saja yang menjadi keterbatasan-keterbatasan
kemampuanya menjadi sangat penting. Diharapkan dengan mengetahui potensi yang
dimilikinya itu, kaum muda bisa menjalani hidup ini dengan lebih baik, serta
berkembang menjadi sumber daya manusia yang produktif dan bisa mencapai
kesuksesan hidup.
Penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, karya tulis ini disusun sebagai pedoman
dalam pengembangan potensi diri khususnya bagi kaum muda untuk mencapai
kesuksesan dalam hidup. Oleh karena itu kami melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Potensi Diri terhadap Kesuksesan
Seseorang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
(1)
Apakah yang
dimaksud dengan potensi diri?
(2)
Apa sajakah
macam-macam potensi diri?
(3)
Apa sajakah contoh
potensi positif dan negatif?
(4)
Bagaimana kiat
untuk memaksimalkan potensi diri?
(5)
Apakah pengaruh
potensi diri terhadap kesuksesan seseorang?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah tersebut, tujuan yang dicapai dalam penulisan sebagai berikut.
(1)
Mengetahui apa yang
dimaksud dengan potensi diri.
(2)
Mengetahui
macam-macam potensi diri.
(3)
Mengetahui contoh potensi
positif dan negatif.
(4)
Mengetahui kiat
untuk memaksimalkan potensi diri.
(5)
Mengetahui pengaruh
potensi diri terhadap kesuksesan seseorang.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dicapai dalam penulisan sebagai
berikut.
(1)
Bagi penulis, penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh potensi diri terhadap
kesuksesan seseorang.
(2)
Bagi orang tua,
karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mendidik dan mengembangkan
potensi yang dimiliki anaknya.
(3)
Bagi guru, karya
tulis ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam memberikan pengajaran kepada
siswa tentang pentingnya pengembangan potensi diri untuk kesuksesan para siswa
di masa depan.
(4)
Bagi pembaca secara
umum, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang berbagai
potensi diri pada manusia, mengetahui upaya-upaya untuk mengembangkan
kelebihan-kelebihan sekaligus memperkecil kekurangan-kekurangan yang dimiliki
dan mengetahui kiat menjadi orang yang sukses melalui pengembangan potensi yang
tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan (1) pengertian potensi
diri, (2) macam-macam potensi diri (3) contoh potensi positif dan negatif (4)
kiat untuk memaksimalkan potensi diri, dan (5) pengaruh potensi diri terhadap
kesuksesan seseorang. Berikut penjelasan dari masing-masing rumusan masalah.
2.1
Pengertian Potensi Diri
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas
yang dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi, kualitas dan kemampuan tersebut
belum digunakan secara maksimal. Jika dirunut ke akar istilahnya, agaknya
potensi berasal dari bahasa Inggris potency
yang berarti kekuatan (power). Dengan
demikian, potensi merupakan salah satu pembeda antara individu yang satu dengan
individu yang lain (Sugiyarto, 2010:36).
Menurut Trisnayadi (2007:19) potensi merupakan modal
dasar yang bisa dikembangkan untuk menjalani hidup, baik berupa fisik maupun
non fisik. Sedangkan menurut Casson (1986:53) potensi adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang
baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila
dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Jadi, pengertian potensi secara umum adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh
individu baik secara fisik maupun non
fisik yang apabila dikembangkan bisa menjadi sebuah sumber daya produktif.
2.2 Macam-Macam Potensi Diri
Menurut Sugiyarto (2010:36) secara umum potensi yang ada
pada setiap diri manusia dapat dibedakan menjadi lima macam. Masing-masing dari
lima macam potensi yang dimaksud yaitu (1) potensi fisik, (2) potensi mental
intelektual, (3) potensi sosial emosional, (4) potensi metal spiritual, dan (5)
potensi daya juang. Uraian tentang masing-masing potensi adalah sebagai
berikut.
2.2.1
Potensi Fisik (Psychomotoric)
Manusia
terlahir dengan pembawaan fisik yang berbeda-beda ada yang sempurna dan ada
juga manusia yang lahir dengan pembawaan fisik yang tidak sempurna (cacat).
Manusia yang memiliki bentuk tubuh yang atletis dan memiliki kecerdasan
kinestetik yang tingi biasanya memiliki potensi di bidang olah raga (Sugiyarto,
2010:36). Tetapi bukan berarti orang yang cacat tidak memiliki potensi di
bidang olah raga. Semua tergantung dari individu tersebut dalam mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Secara umum potensi fisik pada individu dapat
diberdayakan sesuai dengan fungsinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
2.2.2
Potensi Mental Intelektual (Intellectual Ouotient)
Intelektual
merupakan modal yang dimiliki oleh individu yang berkaitan dengan pola pikir.
Ada individu yang lahir dengan otak yang cerdas, pas-pasan atau bahkan idiot. Semakin
baik pola pikir seseorang menunjukan bahwa seseorang tersebut memiliki potensi
yang baik pula. Menurut Sugiyarto (2010:37) potensi akal serta mental pada
dasarnya merupakan daya kecerdasan yang ada pada otak (terutama otak sebelah
kiri). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung
dan menganalisis. Makin baik tingkat mental dan intelektual seseorang, makin
baik pula tingkat produktivitas SDM-nya.
2.2.3
Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient)
Menurut Sugiyarto
(2010:38) bahwa emosi merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak (terutama
otak sebelah kanan). Fungsi dari potensi kecerdasan ini antara lain untuk
mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi dan kesadaran diri, dorongan
ketekunan, keuletan, kesabaran dan lain sebagainya. Dengan kata lain potensi
emosional berfungsi untuk mengelola kekayaan sosial. Jadi, potensi sosial
emosional sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam mengendalikan
dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
2.2.4
Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Kecerdasan
spiritual merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak
seseorang. Menurut Sugiyarto (2010:39) kecerdasan spiritual menunjukan
kemampuan seseorang menyelaraskan hati dan akal, hingga dirinya menjadi
seseorang yang berkarakter serta berwatak positif. Jadi, potensi mental
spiritual sangat berkaitan erat dengan rohaniyah manusia. Potensi mental
spiritual harus ditanamkan kepada individu sedini mungkin agar di dalam
individu tersebut memiliki keyakinan dan pedoman dalam berperilaku serta dapat
membedakan hal yang baik dan yang buruk bagi dirinya.
2.2.5
Potensi Daya Juang (Adversity
Quotient)
Daya juang
merupakan potensi manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguahan dan
semangat kerja yang tinggi (Sugiyarto, 2010:40). Seseorang yang memiliki daya
juang yang tinggi memiliki sikap pantang menyerah dalam melakukan segala hal.
Melalui potensi ini seseorang akan selalu memiliki semangat dalam menghadapi
suatu kesulitan atau tantangan hidup.
2.3 Contoh Potensi Positif dan Negatif
Potensi diri manusia secara mendasar ada dua macam yaitu (1)
potensi positif dan (2) potensi negatif. Kecenderungan positif dan negatif
dalam potensi diri ini barangkali berkaitan dengan sifat manusia yang tidak
sempurna. Berikut ini merupakan beberapa contoh serta gambaran dari
potensi-potensi positif dan negatif pada diri manusia.
2.3.1
Potensi Diri yang Positif
Di antara
contoh potensi diri positif pada manusia menurut Sugiyarto (2010:42) adalah sebagai
berikut. (1) memiliki idealisme, (2) dinamis dan kreatif, keberanian mengambil
resiko, (4) optimisme dan kegairahan yang penuh semangat, dan (5) sikap
kesatria.
2.3.1.1
Memiliki Idealisme
Idealisme
berarti cita-cita hidup dengan patokan-patokan yang sempurna (Sugiyarto, 2010:42).
Idealisme merupakan potensi diri yang positif karena seseorang yang memiliki
idealisme yang jelas dalam hidupnya akan lebih cepat dalam mencapai tujuan
hidup yang diinginkannya. Sehxingga seseorang tersebut akan berfokus pada hal
yang ia cita-citakan dalam menjalani kehidupan.
2.3.1.2
Dinamis dan Kreatif
Dinamis
berarti sikap yang selalu ingin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman
(Sugiyarto, 2010:43). Sedangkan kreatif merupakan sikap untuk selalu berinovasi
menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik. Keduanya merupakan bagian dari
potensi diri yang postif. Menurut Ghozali (2011:13) pemuda kreatif adalah sosok
pemuda yang tidak menyukai sesuatu yang statis dan status quo. Sebagian besar orang yang sukses selalu memiliki sikap
yang dinamis dan kreatif dalam kehidupannya.
2.3.1.3
Keberanian Mengambil Resiko
Setiap
tindakan yang dilakukan biasanya selalu mengandung resiko yang harus diterima.
Oleh sebab itu, sebelum melakukan suatu tindakan harus dipikirkan dahulu
tentang resiko-resiko yang dihadapi. Keberanian mengambil resiko merupakan
potensi diri yang positif. Hendaknya kaum muda menyadari bahwa keberaniannya
menghadapi ketegangan dari keputusan yang ia pilih merupakan aktivitas positif
(Sugiyarto, 2010:44). Orang yang senantiasa takut gagal akan cenderung susah
untuk menjadi orang yang sukses. Sebaliknya, orang yang berani mengambil resiko
walaupun gagal mereka akan cenderung belajar dari kegagalan yang mereka alami
agar tidak terulang di kemudian hari. Fakta menunjukan bahwa hampir semua
manusia yang berhasil, sebelumnya (malahan sampai bertahun-tahun) harus
bergulat dengan segala kesukaran dan kegagalan (Casson, 1986:9)
2.3.1.4
Optimisme dan Kegairahan yang Penuh Semangat
Seseorang yang
optimis akan selalu berfikir positif, penuh semangat dan pantang menyerah dalam
menghadapi segala hal sehingga permasalahan dalam kehidupan akan mudah
terselesaikan. Menurut Ghozali (2011:15) kedua kecakapan ini menggerakan orang
untuk menangkap peluang dan membuat mereka menerima kegagalan dan rintangan
sebagai awal keberhasilan. Sikap ini harus ditanamkan pada diri kaum muda yang
masih memiliki kepribadian yang labil dan juga masih dalam proses mencari jati
diri. Hal ini dimaksudkan agar kaum muda senantiasa semangat dan jauh dari
sikap pesimis dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya dan bisa berhasil
menjadi seseorang yang sukses.
2.3.1.5
Sikap Kesatria
Sikap kesatria
menggambarkan sifat seseorang yang sportif (Sugiyarto, 2010:46). Sesorang yang
memiliki sikap kesatria akan berani menerima kekalahan atau kegagalan yang
dialaminya, mau mengakui kelebihan orang lain dan selalu instropeksi diri.
2.3.1.6
Potensi-Potensi Positif yang Lain
Masih banyak
potensi diri positif yang ada pada manusia. Sebagai contoh memiliki daya
intelektual yang tinggi, terampil dalam melakukan segala hal, mempunyai pendirian
yang kuat dan masih banyak lagi.
2.3.2
Potensi Diri yang Negatif
Di antara
beberapa contoh potensi diri negatif pada manusia menurut Sugiyarto (2010:48) adalah
sebagai berikut. (1) emosional, (2) ceroboh, (3) vandalisme, (4) sadisme, dan
(5) masokhisme.
2.3.2.1
Emosional
Menurut
Sugiyarto (2010:48) emosional merupakan suatu kondisi kejiwaan yang sedang
labil sehingga bisa mengganggu hubungan dengan orang lain. Emosional
berhubungan dengan amarah seseorang, biasanya akan muncul ketika dalam kondisi
yang tertekan atau merasa tidak puas terhadap sesuatu hal. Seseorang yang
sangat emosional akan sulit untuk mengendalikan diri sehingga dapat merugikan
diri sendiri dan juga orang lain.
2.3.2.2
Ceroboh
Ceroboh
merupakan bagian dari potensi diri yang negatif sikap ini muncul ketika dalam
kondisi yang terburu-buru dan terdesak (Sugiyarto, 2010:48). Seseorang yang
ceroboh selalu melakukan sesuatu hal dengan semaunya tanpa memperhatikan resiko
yang akan ditimbulkan. Sikap ini muncul karena kurangnya sikap kehati-hatian
dan ketelitian dalam diri seseorang.
2.3.2.3
Vandalisme
Menurut
Sugiyarto (2010:49) vandalisme merupakan kecenderungan pada seseorang yang suka
iseng dan biasanya merugikan kepentingan orang lain dan umum. Contoh dari
vandalisme adalah suka mencorat-coret dan merusak fasilitas umum. Sikap
vandalisme muncul karena kurangnya rasa tanggung jawab pada diri individu.
Biasanya sikap vandalisme identik dengan kaum muda yang masih labil dan mudah
terpengaruh dengan pergaulan yang bebas dan kurang bertanggung jawab.
2.3.2.4
Sadisme
Sadisme
berarti ganas, buas dan kejam. Menurut Sugiyarto (2010:49) dalam dunia
psikoanalisis, sadisme merupakan bagian insting dasar manusia. Kesukaan
melukai, menguasai ataupun mengeksploitasi orang lain merupakan ciri paling
menonjol dari insting ini. Sadisme sangat berhubungan erat dengan kondisi
kejiwaan. Sesorang yang memiliki gangguan kejiwaan akan sulit untuk mengontrol
dirinya sehingga kecenderungan untuk melakukan sadisme sangat besar. Contoh
dari sadisme adalah membunuh, menyiksa, memperbudak dan masih banyak lagi.
2.3.2.5
Masokhisme
Masokhisme
merupakan kebalikan dari sadisme. Masokhisme berarti kesukaan untuk dilukai,
dikuasai dan dieksploitasi oleh orang lain (Sugiyarto, 2010:50). Masokhisme
timbul karena adanya gangguan jiwa pada diri seseorang sehingga kontrol
terhadap dirinya sendiri menjadi hilang.
2.4
Kiat untuk Memaksimalkan Potensi Diri
Pada dasarnya setiap individu memiliki berbagai kekuatan
dan potensi sendiri-sendiri. Akan tetapi banyak kaum muda seringkali belum
banyak menyadari masing-masing kekuatan potensinya. Menurut Sugiyarto (2010:74)
berikut beberapa kiat yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan potensi diri.
(1) kenali diri sendiri, (2) tentukan tujuan hidup, (3) kenali motivasi hidup,
dan (4) hilangkan pikiran jelek.
2.4.1
Kenali Diri Sendiri
Mengenali diri
sangatlah penting dalam mencapai suatu kesuksesan terutama bagi kaum muda yang
memiliki semangat besar untuk maju. Menurut Ghozali (2011:35) kecakapan
mengenal diri atau kecakapan personal adalah kecakapan yang diperlukan bagi
seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Mengenali diri dapat membantu
mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan seseorang sehingga orang
tersebut dapat memperbaiki dirinya untuk menjadi seseorang yang lebih baik
serta dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal agar menjadi sumber daya
manusia yang produktif.
2.4.2
Tentukan Tujuan Hidup
Menentukan
tujuan hidup sangat penting untuk memaksimalkan potensi diri. Tujuan hidup
merupakan suatu target yang harus kita capai dalam kehidupan, sehingga dengan
adanya tujuan hidup yang jelas pada seseorang, orang tersebut akan terus
termotivasi dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Penentuan tujuan
hidup haruslah realistis, artinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar
tidak menjadikan suatu beban dalam kehidupan (Sugiyarto, 2010:76). Selain itu
tujuan hidup harus bersifat rasional artinya masuk akal dan bukan merupakan
suatu khayalan atau angan-angan yang tidak akan mungkin tercapai.
2.4.3
Kenali Motivasi Hidup
Setiap manusia
mempunyai motivasi yang berbeda-beda di dalam hidup. Menurut Trisnayadi
(2007:34) motivasi adalah dorongan yang membuat kita melakukan sesuatu kegiatan
atau tindakan dalam rangka memperoleh apa-apa yang kita inginkan. Motivasi ini
bisa timbul dari dalam diri (indogen)
dan dari luar diri (exogen). Mengenali
potensi sangat penting untuk mengetahui hal apa yang bisa melecut semangat kita
sehingga kita bisa menghasilkan karya terbaik (Sugiyarto, 2010:76). Selain itu
motivasi diri dapat memberikan dukungan moril dan kekuatan pada diri untuk
melakukan yang terbaik bagi kehidupan kita dalam rangka mencapai kesuksesan
hidup.
2.4.4
Hilangkan Pikiran Jelek
Orang yang
memiliki semangat untuk maju selalu berfikir positif ke depan. Berfikir positif
memberikan ketenangan bagi seseorang untuk menjalani hidup sehingga dapat
berfokus pada hal yang dicita-citakan. Menurut Sugiyarto (2010:76)
menghilangkan segala pikiran negatif perlu dilakukan agar tidak menghambat
langkah dalam menggapai cita-cita. Oleh karena itu, jangan memandang suatu
permasalahan sebagai hambatan tetapi pandanglah sebagai sesuatu hal yang
menjadikan kita semakin berkembang dan menjadi lebih baik.
2.5
Pengaruh Potensi Diri terhadap Kesuksesan Seseorang
Pengaruh potensi
diri terhadap kesuksesan seseorang sangatlah besar. Menurut Casson (1986:10) di
dalam manusia tersembunyi kekuatan yang mulai mengembangkan dirinya, bila “
kekuatan” itu “disentuh” sesuatu. Artinya potensi diri harus bisa dikembangkan
secara maksimal dan dengan cara-cara yang benar agar seseorang bisa memiliki
kemampuan yang baik dalam menjalani kehidupan untuk bisa meraih kesuksesan
hidup.
Dalam
pengembangan potensi peran orang tua, guru dan orang-orang yang menjdi panutan
individu tersebut sangatlah penting. Orang tua bisa mengarahkan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya sesuai dengan bakat dan minat
yang dimiliki sehingga anak bisa berkembang dan memiliki keahlian. Guru dapat
memberikan pengajaran kepada siswa tentang pentingnya pengembangan potensi diri
untuk menjadi pribadi yang sukses.
Selain itu
orang-orang yang menjadi panutan suatu individu juga sangat berpengaruh
terhadap pola perilaku individu sehingga individu tersebut cenderung mempunyai
keinginan untuk menjadi seperti tokoh yang ia sukai. Dorongan atau motivasi
dari dalam diri seseorang untuk maju juga sangat mempengaruhi pengembangan
potensi diri. Setiap orang memiliki keinginan untuk mencapai kesuksesan dan
menjadi orang besar yang berpengaruh. Menurut Casson (1986:10) menjadi pemimpin
adalah menjadi penggerak dan tenaga penggerak yang paling utama adalah
kepribadiannya. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai kesuksesan dan menjadi
orang besar harus dibarengi dengan kepribadian yang baik agar bisa menjadi
pribadi yang dipantaskan oleh Tuhan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi
kehidupan orang banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya,
penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
(1)
Potensi diri
merupakan kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh individu baik secara fisik maupun non fisik yang
apabila dikembangkan bisa menjadi sebuah sumber daya produktif.
(2)
Secara umum potensi
manusia terdiri dari lima macam yaitu, potensi fisik, potensi mental
intelektual, potensi sosial emosional, potensi mental spiritual dan potensi
daya juang. Semuanya saling berhubungan dan perlu dikembangkan dalam rangka
menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
(3)
Potensi manusia
secara mendasar terdiri dari dua macam yaitu, potensi positif dan potensi
negatif. Keduanya saling berkaitan karena berhubungan dengan sifat manusia yang
tidak sempurna. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol terhadap diri sendiri.
(4)
Mengenali potensi
diri sangat penting khususnya bagi kaum muda yang memiliki semangat besar untuk
maju. Potensi kaum muda harus dikembangkan secara maksimal untuk menciptakan generasi
muda yang sukses.
(5)
Potensi diri harus
dikembangkan secara maksimal dengan cara yang benar agar bisa menjadi energi
produktif untuk mencapai sebuah kesuksesan hidup dan bisa bermanfaat bagi
kehidupan orang banyak.
3.2 Saran
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya,
penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.
(1)
Kepada penulis, bisa
melakukan penelitian yang lebih baik di waktu yang akan datang.
(2)
Kepada orang tua,
bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya sesuai dengan minat sang
anak agar pengembangan potensi bisa berjalan secara maksimal.
(3)
Kepada guru, bisa memberikan
pengajaran tentang pengembangan potensi pada siswa bukan hanya secara teori,
tetapi juga dalam bentuk praktikum agar para siswa dapat berperan aktif dalam
proses belajar.
(4)
Kepada pembaca
secara umum, lakukan segala kegiatan positif yang bisa membuat diri semakin
bekembang dan tetap semangat serta pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Casson, Herbert N. 1986. Bagaimana Seharusnya Jadi Pemimpin. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Ghozali, Syukri. 2011. Yang Muda Yang Berperan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasonal.
Sugiyarto.
2010. Memberdayakan Potensi Kaum Muda.
Klaten: Cempaka Putih.
Trisnayadi, Tuwuh. 2007. Menggapai Cita-Cita. Semarang: Pustaka Insan Madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar